Tuesday, July 5, 2016

Pertanian Terpadu Berbasis Tanaman Hutan

Pertanian Terpadu Berbasis Tanaman Hutan bukan hanya bersumber pada Kayu saja, ada pun beberapa yang bisa dimanfaatkan sebagai Pertanian Terpadu Berbasis Tanaman Hutan yaitu Hasil hutan bukan kayu (HHBK)



Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan sumber daya alam yang sangat melimpah di Indonesia dan memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan. Sampai dengan tahun 2004, luas hutan Indonesia seluas 120,35 juta ha. Seluas 109,9 juta ha telah ditunjuk oleh Menteri Kehutanan sebagai kawasan hutan. Kawasan hutan tersebut terdiri atas hutan konservasi seluas 23,24 juta ha, hutan lindung seluas 29,1 juta ha, hutan produksi terbatas seluas 16,21 juta, hutan produksi seluas 27,74 juta ha dan hutan produksi yang dapat di konservasi 13,67 juta ha. Sebagai negara tropis, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam hayati yang tinggi, hal ini tercermin dari keanekaragaman jenis satwa dan flora. 

Pengertian lainnya dari hasil hutan bukan kayu yaitu segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang diambil dari hutan untuk dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon, misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain. 

Sejalan dengan perkembangan IPTEK maka beberapa jenis pohon HHBK manfaatnya tidak sebatas hanya satu fungsi saja namun multifungsi, seperti fungsi sebagai bioenergi (bioethanol, biofuel, biogas) meliputi: mimba (Azadirachta indica), saga hutan (Adenanthera pavonina), mangapari (Pongemia pinnata), nyamplung/bintangur (Calophyllum sp.), kesambi (Scheleira oleosa), gatep pait (Samadera indica), jarak pagar (Jatropha curcas), kelor (Moreinga oleifera), kacang hiris (Cajanus cajan), sukun (Artocarpus altilis), aren (Arenga pinnata), sagu (Metroxylon sp.) dan aneka alga mikro. HHBK ternyata tidak hanya terbatas hanya madu, rotan, damar dan gaharu saja, tetapi juga termasuk hasil-hasil produksi turunannya termasuk juga jasa lingkungan. 

Komoditi HHBK dapat dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya dapat dilihat pada
Tabel berikut :



No
Kelompok
Jenis Produk
1
Resin


1.    Gondorukem
2.    Kopal
3.    Gaharu
4.    Kamedangan
5.    Shellak
6.    Jemang
7.    Damar mata kucing
8.    Kemenyan

2
Minyak atsiri


1.    Minyak cendana
2.    Minyak kayu putih
3.    Lemo
4.    Cengkeh
5.    Masohi

3
Minyak lemak

1.    Tengkawang
2.    Kemiri
3.    Jarak
4.    Nyatoh
5.    Nyamplung
6.    Kapok
7.    Kelor
8.    Mimba
9.    Ketiau

4
Pati

1.    Sagu
2.    Aren
3.    Gadung

5
Tanin, bahan pewarna dan getah

1.    Bruguiera
2.    Pinang
3.    Gambir
4.    Segawe
5.    Soga
6.    Jernang
7.    Kunir
8.    Secang
9.    Jelutung
10. Hangkang
11. Balam
12. Gemor

6
Hasil hewan

1.    Sarang burung
2.    Sutera alam
3.    Lebah madu

7
Lain-lain

1.    Ijuk
2.    Pandan
3.    Ganitri

Nah demikian bahasan dari Pertanian Terpadu Berbasis Tanaman Hutan, ada pun kelebihan maupun kekurangan saya tolong di kritik dan diberi saran, kita bahas bahasan selanjut nya yaitu Pertanian Terpadu Berbasis Peternakan, Untuk bahasan yang lain nya tentang Ruang Lingkup Pertanian bisa di Buka Disini.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com